Kencrengan, Kompangan dan Berjanjen (Barzanji)
Kaponan - Masih mencoba menghidupkan dan nguri-uri kabudayan kencrengan dan berjanjen (Barzanji), beberapa sesepuh Desa Kaponan mencoba melatih para generasi muda khususnya anak-anak yang masih seusia sekolah dasar untuk mencintai, mendalami, hingga mahir dalam kesenian kompangan dan kencrengan.
Kompang sekarang ini umumnya sudah bercampur dengan alat-alat modern dalam grup hadroh, qosidah, dan grup musik yang lain. namun kompang di Desa Kaponan ini adalah satu-satunya jenis alat untuk kencrengan tanpa dicampuri alat modern.
Setiap malam ahad di masjid Darush Sholihin ada latihan rutin untuk umum, meskipun siapa saja boleh ikut namun tetap didominasi para remaja masjid dan anak-anak kecil. "Sasaran kita memang adalah anak-anak yaitu generasi muda yang nantinya kita harapkan untuk terus mencintai dan melestarikan kesenian tradisional ini." ujar Ahmad Rifa'i, Salah satu senior kesenian kompang.
Desa lain juga tergerak untuh melestarikan kesenian ini, Seperti Kepuhrubuh, Mojorejo, dan Tegalsari namun sama dengan Kaponan kendalanya adalah modernisasi. Beberapa waktu lalu dalam perlombaan kencrengan dan kompang tradisional se-Kabupaten Ponorogo yang diadakan di Masjid Jami' Tegalsari dalam rangka Haul Kyai Ageng Muhammad besari, meskipun memperoleh harapan satu namun yang paling banyak mendapat pujian adalah Kaponan, hal ini dikarenakan pesertanya adalah termuda diantara sekian banyak peserta.
Selain untuk melestarikan seni kompang, kegiatan ini juga tak lepas untuk mengenalkan berjanjen kepada anak-anak muda yang hampir tidak tahu apa itu berjanjen. Banyak diantara warga ketika mempunyai hajatan kekahan, piton-piton bayi, tingkeban, walimatul 'urs dan lain-lain mengundang grup kencrengan Darush Sholihin untuk srakalan, sholawatan dan meramainkan acara.
Ikut berpartisipasi dalam Haul Kyai Ageng Muhammad Besari Tegalsari |
Post a Comment