Header Ads

Panen Raya Tembakau Kaponan


Bertepatan dengan diperingatinya hari tanpa tembakau sedunia, Desa Kaponan justru panen raya, rame-ramenya petani memanen tembakau. Hampir seluruh petani serentak mulai mengunduh hasil jerih payahnya selama ini. Meskipun cuaca yang sempat memburuk di awal tanam, namun hasil panen tembakau kali ini lumayan bisa dinikmati, meski tidak sebaik panenan musim lalu tetapi cita rasa tembakau dari Desa kaponan tetap menjadi andalan penikmat tingwe, kretek, dan bakul di pasar.

"Harga tembakau kaponan tetap paling mahal" Jelas Suratun, pedagang dan bakul tembakau di pasar Wage, Jetis Ponorogo.

Harga tembakau yang dipanen saat ini masih tembakau kelas ringan, berkisaran harga Rp.50.000,- per kilogram, para petani dan pedagang memperkirakan harga tembakau Kaponan akan melonjak naik ketika panen nanti selesai, artinya yang di panen adalah tembakau kelas super yang bisa mencapai harga Rp 150.000,- sampai Rp 170.000,- per kilogram.

Guritno(46) warga Desa Kaponan yang juga menanam tembakau mengamini hal ini, pasalnya mengingat cuaca buruk dan isu nasional serta gencarnya iklan anti rokok, petani berharap hal tersebut tetap tidak mempengaruhi tembakau dari Desa Kaponan, karena tembakau dari Desa Kaponan ini adalah jenis mbako Tingwe alias dilinting dewe bukan tembakau setoran pabrik, maka tembakau dari Desa Kaponan tidak terpengaruh undang-undang dan aturan pemerintah. Toh pada dasarnya larangan peringatan keras tentang bahaya rokok serta naiknya pajak cukai rokok tidak akan mempengaruhi harga tembakau Kaponan.

Naik turunnya harga tembakau Kaponan hanya dipengaruhi oleh kualitas tembakau ketika menanam dan panen yang kadang berubah karena faktor cuaca. Mereka yang mengetahui bahwa hari ini adalah hari tanpa tembakau sedunia, mereka justru mengatakan hari tanpa berherti ngrajang mbako dan hari tanpa berhenti untuk kemudian nanem lagi.

4 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.